Gambir merupakan tanaman yang menghasilkan antioksidan alami. Antioksidan tersebut berfungsi sebagai penangkal radikal bebas penyebab berbagai jenis penyakit, seperti kanker, kardiovaskuler, hingga penuaan dini.
Radikal bebas kini nyaris tidak bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Sumbernya berasal dari asap kendaraan, rokok, dan polusi lain. Stres tinggi serta penambahan bahan kimia di dalam makan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari dapat juga menyebabkan radikal bebas.
Sayangnya, pemanfaatan gambir dengan Intisarisi untuk menangkal radikal bebas selama ini masih belum optimal. Hal tersebut karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam Intisarisi gambir.
Selama ini, gambir jamak digunakan untuk industri penyamak kulit, ramuan makan sirih, bahan baku pembuatan permen, zat pewarna dalam industri batik, dan sebagai penjernih pada industri air. Gambir juga sangat potensial untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan.
Antioksidan yang terkandung dalam gambir adalah katekin. Senyawa bioaktif ini ditengarai lebih dari sekadar antioksidan, ia bersifat super-antioksidan.
Senyawa katekin dipercaya ampuh untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, kelebihan berat badan, dan juga bermanfaat dalam pembentukan kolagen.
Umumnya katekin bisa ditemui dalam kandungan daun teh. Namun, gambir disebut memiliki kadar katekin lebih tinggi daripada daun teh.
Di lain sisi, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) merilis, antibakteri yang berasal dari katekin yaitu flavonoid, biasanya untuk mengobati diabetes, penyakit degeneratif, penyakit yang tidak menular. Selain itu tanaman gambir juga dipercaya sebagai obat cuci luka bakar, kudis, diare dan disentri, obat kumur-kumur untuk sakit tenggorokan dan sariawan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat fakta menarik mengenai obat tradisional. Dari 10.838 obat tradisional, ternyata sekitar 50 di antaranya berbahan baku Intisari gambir. Tanaman ini dipercaya dapat mengatasi sejumlah penyakit. “Intisari gambir atau Uncaria gambir (hunter) Roxb dipercaya untuk berbagai macam masalah kesehatan, di antaranya untuk memelihara kesehatan wanita,” kata Kepala BPOM, Penny Lukito.